'/> Pengalaman Bisnisku Waktu Di Sma -->

Info Populer 2022

Pengalaman Bisnisku Waktu Di Sma

Pengalaman Bisnisku Waktu Di Sma
Pengalaman Bisnisku Waktu Di Sma

Pengalaman saya 4 tahun yang kemudian bisa jadi merupakan tahapku untuk menjadi lebih dewasa,karena sebelum itu belum pernah berfikiran perihal bagaimana mencari uang,dan masih meminta uang ke orang tua. Ngomong-ngomong perkenalkan namaku yakni Triyono anak malang (maksudnya anak dari kota malang) . Ketika saya menginjak umur 16 tahun saya disuruh orang tuaku untuk mondok.


Sebelum itu saya sekolah di negeri jadi belum pernah mencicipi bagaimana menjadi seorang santri . sekedar hanya tahu dari baca- baca di buku dan internet. Tak berlalu usang saya daftar di sma arrohmah dau malang melaksanakan test dan keterima (jujur bahwasanya sekolah ini tidak mengecewakan mahal , untuk uang gedung saja 16juta dan spp 1.250.000).


google.com

google.com

Sekitar 6 bulan sesudah menjalani masa perkenalan dan percobaan hasilnya saya merasa betah untuk nyantri hingga lulus. Mulai sanggup kenalan aneka macam suku dan tempat ,bahkan ada dua yang dari luar negeri ,yaitu Australia dan Kuwait. Dari semua kenalan itu saya mendapati banyak sahabat yang potensial untuk partner bisnis masa mendatang .


Temanku berjulukan Salim dia yakni anak pedagang martabak dan juga bisnis aqiqoh dan qurban ,omzetnya tidak mengecewakan banyak sedangkan temanku yang lain berjulukan Azman yang berasal dari Kalimantan utara yaitu Tarakan . Ayahnya yakni bisnis kelapa sawit dan berternak udang,dan yang terakhir sebagai partner bisnisku yakni Hadi anak orisinil batam.



Dapat ide bisnis


adiwibowo.my.id

Kira-kira uang saku kuranglah yang mengakibatkan saya dan Hadi gres berfikiran perihal bisnis sesudah lulus dari kelas 10 SMA. Dari sekian banyaknya bisnis yang ada dipondok kami gres berfikiran perihal bagaimana menjual mie instan. Sebelumnya ada bisnis berjualan nasi bungkus atau anak santri menyebutnya bengkel dan untungnya tidak mengecewakan besar ,tapi sudah diambil alih oleh cimeng alias Rama ,asli anak surabaya .


Cimeng bisa meraup laba dua juta setengah dalam satu bulan, dari hasilnya berjualan dia tabung sebagian dan sebagiannya dihutangkan ke temannya. Untuk bisnis dia bekerja sama dengan pegawai dapur berjulukan Rompal,lalu dari hasilnya mereka bagi menjadi dua.


 


indomie.com

Yakin akan prospek berjualan mie instan saya dan Hadi pribadi berunding dan melaksanakan rencana.Kami mengatur darimana kita sanggup stok mie instan , cara memasaknya,bagaimana perihal pembagian hasil , dan modal yang akan diputar.Langsung saja kita sanggup ide untuk meminjam alat masak kecil yang bisa dimasak tanpa memakai api ,tinggal dicolok dengan listrik pribadi bisa untuk dimasak,aku meminjam salah temanku yang memilikinya,bernegosiasi dengannya dan memperlihatkan dia semacam royalti .


google.com

Saya kira alat masak ini menarik alasannya yakni mengurangi budget biaya kami untuk beli gas,dan selain itu juga tidak ada pajak dalam berbisnis di pondok ,jadi semuanya kondusif . Untuk duduk masalah stok kami pribadi mendatangi distributor toko yang melayani barang tanpa eceran yang harganya cukup tidak mengecewakan murah .untuk komunikasi dengan sang pemilik toko saya membeli sebuah hp yang sangat kecil ,lumayan untuk disembunyikan alasannya yakni di dalam pondok tidak diperbolehkan untuk membawa hp dan barang elektronik sejenisnya .


Bisnis pun berjalan dan alhamdulillah profit kami cukup tidak mengecewakan yaitu 1 juta rupiah.Meskipun kalah dengan bisnisnya si Cimeng dan ribetnya untuk memasak namun bisnis jualan mie instan harus tetap berjalan.Pelanggan kami rata – rata kebanyakan yakni sahabat seangkatan ,lalu sebagian kecilnya yakni abang dan adik kelas.


Setelah mengincar pasar anak kelas 11, saya dan hadi berencana untuk mengincar pasar anak kelas sepuluh,lumayan untuk menambah profit siapa tahu tembus 10 juta (hehehe…menghayal).Kami pun mengenal anak berjulukan Indra yang berasal dari papua ,mekipun dari papua namun warna kulitnya putih, mungkin termasuk tanda tanda simpulan zaman kali yaa .


google.com

Kerja sama dengan Indra ternyata tidak membuahkan hasil ,karena dia merasa mendapat bab kecil dari laba ,dan memutuskan berhenti sesudah 1 bulan berjalan.Kami tidak mengalah ,meskipun tidak bisa menguasai pasar kelas sepuluh kami memutuskan untuk melebarkan bisnis ke jualan yang lain setidaknya tidak hanya berjualan mie instan .


bisnis mulai berafiliasi


Dalam kurun waktu 2 bulan saja ada fenomena santri yang ruang lingkupnya cukup besar .Banyak santri yang kehilangan sandalnya alias di gosop, dan keliru dalam mengambil sandal.Kami mulai berfikir bagaimana solusinya dan apakah bisa jadi peluang untuk bisnis kedepannya.Dalam sekilas pikiran terbesit ide untuk bagaimana berjualan sandal saja ,meskipun di kantin pondok sudah ada namun selalu kehabisan stok dan menunggu ketersediaannya tidak mengecewakan lama.


Baru terfikirkan olehku juga bahwa diangkatanku ada yang hobinya desain dan menggambar,namanya angin kencang biasa dipanggil lowo(kelelawar) alasannya yakni sering begadang tiap malam dan sering tidur di siang hari .Aku dan Hadi pun berunding dengan si Topan perihal bisnis sandal dan jumlah royalti untuk hasil desain dia,syukurnya dia mau (kebetulan dia yakni anak polos,jadi gampang dipengaruhi).


Aku pun menelepon distributor toko langgananku dan meminta dia untuk mengirim stok sandal sebanyak banyaknya,kira kira total 500 ribu saya keluarkan untuk modal.Aku ,Hadi,dan Topan mulai terlihat kesibukannya. Topan mulai mengatur desainnya ,Hadi mencetak daftar hasil desainnya ,Dan saya mulai mempromosikan dengan membagi bagi brosur ke para santri santri,baik santri smp maupun sma.


Permintaan sandal eiger dan sandal jepit tidak mengecewakan besar sehingga membuatku membatasi penjualan mie instan. Desain sandal jepit yang kami buat ternyata menarik sehingga santri banyak yang suka,singkatnya dalam waktu kurun 1 bulan kami mendapat total penjualan hampir tiga juta setengah.


google.com

sharepictures.co

Bisnis terdengar ustadz


http://1.bp.blogspot.com

Ternyata bisnis tidak selamanya mulus ,dan itulah yang kami rasakan sesudah berjualan hampir 6 bulan lamanya. Meskipun bisnis kami tidak mengecewakan besar namun kami telah meninggalkan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh santri di asrama ,yaitu fokus mencar ilmu dan mengaji.sejak berbisnis kami mulai tidak bersemangat untuk mencar ilmu dan mengaji.


Hampir sebagian waktu kami tersita hanya memikirkan bisnis dan bisnis,ditambah lagi angin kencang gagal memenuhi ujian hafalan 2 juz .Topan ditanya kenapa kok gagal ujian hafalan 2 juz,akhirnyadia mengakui jikalau dia asyik mendesain dan berjualan .Ketika ditanya siapa saja yang diajak berjualan ,topan memberitahu nama kita berdua.


Peraturan pesantren berlaku bahwa dihentikan santri manapun jualan di asrama,akhirnya kami pun terpaksa menutup bisnis kami dan fokus untuk mengejar ketertinggalan dalam sasaran pondok,termasuk cimeng alias Rama dia juga kena imbasnya dengan menghentikan jualan nasi bungkusnya .


Bisnis diambil alih pihak lain


Ternyata kebangkrutan kami terdengar pihak lan terutama kantin pondok,akhirnya situasi ini dimanfaatkan oleh pihak tersebut.bisnisnya cimeng yaitu jualan nasi bungkus diambil alih oleh oph atau organisasi semacam osis di khusus pondok pesantren hidayatullah ,disisi lain ternyata ada sahabat Cimeng yang telah berhutang kepadanya sekitar 20 juta.Bisnis mie instan juga demikian ,wak lis salah satu keponakannya pengasuh smp berjualan mie instan ,sontak saja banyak pengunjungnya yang memesan.


Rencana bisnis habis lulus


Wisuda kelulusan telah dilaksanakan ,temanku seperjuangan sudah banyak yang kembali ke wilayahnya masih masing ,demikian dengan saya . Pengalaman nyantri di arrohmah putra cukup membuatku terkesan . Rencana bisnis kedepannya belum terang ,namun kami telah melaksanakan reuni bersama kemaren waktu simpulan januari,melihat kondisi sahabat seperjuanganku sesudah 1 tahun tidak bertemu tidak mengecewakan melegakan ,namun sangat disayangkan mereka masih bergantung dengan orang tua.


 


Dalam waktu tempuh kuliah sekitar 4 tahun sangat disayangkan waktunya bila Cuma mengerjakan kiprah kuliah dan bersenang bahagia tanpa berfikir untuk mempunyai penghasilan sendiri.Hal itulah yang saya renungkan dalam beberapa hari kemudian,dan alhamdulillahnya saya diperkenalkan dengan pondok pesantren sintesa ,sehingga timbul semangat untuk mempunyai penghasilan sendiri.


Itulah kisah pengalamanku selama 4 tahun yang kemudian ,semoga menginspirasi dan bermanfaat.


Advertisement
Next
This Is The Current Newest Page

Iklan Sidebar